1. upaya yang di lakukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kegagalan proteksi antara lain adalah :
-
Alat proteksi
yang andal
-
Disain yang
benar
-
Penyetelan
rele yang benar
-
Pemasangan /
wiring yang benar
-
Pemeliharaan
yang baik
2. Melengkapi proteksi utama dan proteksi cadangan :
a. Cadangan Lokal
Terpasang pada
daerah yang sama dan mengerjakan PMT yang sama dengan PMT proteksi utamanya
b. Cadangan Jauh
Terpasang pada
daerah lain di sebelah hulunya dan mengerjakan PMT yang sama dengan PMT
utamanya
3. Menggunakan proteksi duplikat
-
Memasang dua
set proteksi yang sama kecuali PMT
Sistem perlindungan terdiri dari tiga subsistem (elemen), yaitu :
1. Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus
tenaga dalam bahasa Inggris disebut circuit
breaker (CB). Pemutus tenaga adalah adalah saklar yang berfungsi untuk
memutus arus gangguan (hubung singkat). Dalam praktek, sebuah PMT umumnya
dikombinasikan dengan tiga saklar pemisah (PMS). PMS adalah saklar pemisah yang
dalam bahasa Inggris disebut disconnecting
(insulating) switch (DS), yaitu dua buah PMS masing-masing di depan dan di
belakang PMT, dan sebuah PMS tanah yang digunakan untuk mentanahkan bagian
instalasi yang akan dibebaskan dari tegangan untuk selanjutnya akan disentuh
manusia untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan.
2.
Tranduser
Tranduser
adalah peralatan yang member masukan ke relai, sehingga relai tersebut dapat pick up. Tranduser ini pada dasarnya
adalah transformator (trafo) instrumen (instrument
transformer) yang terdiri atas trafo arus (current transformer) dan trafo tegangan (voltage transformer).
a.
Mereduksi arus dan tegangan ke
nilai yang cukup rendah, sehingga aman untuk peralatan proteksi dan pengukuran.
b.
Mengisolir peralatan proteksi
dan pengukuran dari rangkaian primer.
c. Agar didapatkan besar arus dan tegangan standar untuk keperluan
proteksi dan pengukuran. Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus
dilindungi biasanya diubah oleh trafo arus dan trafo tegangan, ke tingkat yang
lebih rendah untuk pengoperasian relai.
Hal
tersebut diatas dilakukan karena dua alasan, yakni :
a.
Tingkat masukan yang lebih
rendah ke relai memastikan bahwa komponen yang digunakan untuk konstruksi relai
tersebut secara fisik akan menjadi cukup kecil dan karenanya lebih murah.
b.
Operator yang bekerja dengan
relai dapat bekerja dalam linkungan yang aman.
Trafo
arus akan menghasilkan kembali arus yang meniru bentuk gelombang arus primer
setepat mungkin pada kumparan sekundernya. Trafo harus dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Persyaratan serupa juga berlaku untuk trafo tegangan.
Daya yang diberikan oleh trafo ini tidak seberapa besar, karena beban yang
dihubungkan padanya hanya terdiri dari beberapa relai dan meter yang mungkin
digunakan pada waktu tertentu. Beban pada trafo arus (CT) dan trafo tegangan
(VT) umunya dikenal sebagai muatan atau burden
trafo tersebut.
No comments:
Post a Comment