BUDAYA
ORGANISASI
Poin
ini merupakan bagian terpenting, kami ingin memberikan defenisi sederhana yang
penting pada topik ini. Dimana, pada kasus ini penting untuk anda pahami
terutama bagi anda yang sedang mempelajarinya. Faktanya, penelitian mengenai
budaya organisasi sudah menghasilkan kurang lebih 50 defenisi berbeda!
Defenisi
budaya telah melahirkan berbagai maca defenisim dari berbagai disiplin ilmu
misalnya ilmu sosiologi, ilmu antropologi dan ilmu psikologi. Pada bagian ini
kami mendefenisikan Budaya organisasi merupakan pengetahuan sosial organisasi
yang berkaitan dengan aturan-aturan, norma-norma, dan nilai-nilai yang mengukur
sikap dan perilaku para pegawai.
Dari
definisi yang diuraikan diatas maka terdapat 3 poin utama yang dapat ditarik.
Pertama, budaya adalah pengetahuan sosial yang diketahui oleh seluruh anggota
dalam sebuah organisasi. Biasanya karyawan mengetahui dan belajar mengenai
aspek-aspek budaya organisasi dari sesama karyawan yang lain. Cara yang dapat
dilakukan karyawan untuk memahami budaya organisasi diantara lain dengan observasi,
transfer pengetahuan dengan komunikasi ekplisit, atau metode lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa budaya adalah pengetahuan yang dapat dibagikan sehingga
karyawan dalam organisasi dapat mempelajari dan memiliki pemahaman mengenai
budaya yang ada di organisasinya.
Kedua, budaya organisasi dapat
memberitahukan kepada karyawan mengenai aturan, norma-norma serta nilai-nilai
yang ada dan dipegang dalam organisasi. Dengan adanya budaya organisasi, karyawan
dapat mengerti mengenai target dan fokus dari perusahaan, perilaku yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan, pakaian yang layak untuk
dipakai saat bekerja, dan lain sebagainya.
Ketiga, budaya organisasi memfokuskan atau
menajamkan targetnya kepada sikap dan perilaku dari karyawan dengan membuat suatu
sistem yang dapat mengontrol dan mengawasi tindakan tersebut.
Terdapat kemungkinan bahwa nilai dan
tujuan individu dapat bertumbuh dan berkembang karena sesuai dengan yang
dimiliki dalam organisasi dimana kita bekerja.
MENGAPA
SEBAGIAN ORGANISASI MEMPUNYAI PERBEDAAN BUDAYA DENGAN YANG LAIN?
A. Culture Component
1. Observable Artifacts
Adalah suatu bentuk budaya organisasi yang dapat dengan mudah dilihat
atau dibicarakan oleh karyawannya. Artifak memberikan informasi
kepada karyawan mengenai bagaimana mereka harus bertindak selama hari
kerja. Dengan adanya artifak maka budaya organisasi dapat dilihat oleh
karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan investor.
Terdapat 6 tipe artifak, yaitu:
Simbol
Dapat dilihat dalam seluruh organisasi, baik dari logo perusahaan,
gambar yang diletakan pada websitenya sampai dengan seragam yang
digunakan oleh karyawannya.
Gambar
16-1. Tiga komponen budaya organisasi
Struktur Fisik
Struktur fisik dari perusahaan, seperti ruang kantor juga dapat memberitahukan
budaya organisasinya, misalnya; apakah ruang kantornya terbuka, tertutup kaca,
ruang kantor karyawan terpisah dengan pihak manajemen, dan lain sebagainya.
Bahasa
Setiap perusahaan memiliki istilah jargon (bahasa yang hanya diketahui
oleh sekelompok orang tertentu), bahasa gaul, dan selogan yang dipasang di
dinding kantor.
Ritual
Adalah rutinitas yang direncanakan dan dilakukan dalam keseharian
atau perminggu di sebuah organisasi.
Cerita
Cerita berisi legenda, mitos, atau cerita di masa lalu yang dicerikan
turun temurun dari generasi karyawan ke generasi karyawan berikutnya.
Upacara
Adalah acara formal yang umumnya ditampilkan di depan para penonton
yang terdiri dari karyawan atau anggota organisasi.
2. Nilai yang dianut
Espoused values adalah kepercayaan, filosofi, dan norma yang dinyatakan secara
eksplisit oleh perusahaan. Espoused values didapatkan mulai dari dokumen
yang diterbitkan oleh perusahaan
seperti pernyataan visi dan misi perusahaan, sampai kepada laporan
lisan untuk karyawan yang dibuat oleh pihak eksekutif atau manajer. Ketika
nilai-nilai ini dipegang oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan dijalankan
dalam kondisi apapun, maka nilai-nilai ini akan menjadi lebih dipercaya baik
oleh karyawannya maupun dari orang luar perusahaan.
3. Basic Underlying Assumptions
Basic underlying assumptions adalah kepercayaan atau filosofi yang sudah tertanam dan mendarah
daging, dimana karyawan dapat melakukan suatu tindakan tanpa mempertanyakan
mengapa tindakan tersebut harus dilakukan dalam kondisi tertentu. Asumsi ini
merupakan bagian yang terdalam dan bagian yang paling diamati dalam budaya.
Asumsi ini yang dapat mendikte dan mempengaruhi perilaku karyawan serta asumsi
ini pula yang paling bertahan lama dan sulit untuk berubah. Tipologi
lainnya diajukan oleh Rob Goffee and Gareth Jones yang membagi tipologi budaya
organisasi ke dalam 4 kuadran yaitu : (1) Networked, (2) Fragmented,
(3) Mercenary, dan (4) Komunal.
Tipologi Goffee and Jones didasarkan pada 2 konsep yaitu : Solidaritas
dan Sosiabilitas.
Solidaritas adalah
kecenderungan untuk saling dukung sementara Sosiabilitas adalah
kecenderungan untuk berhubungan satu dengan lainnya. Dalam kajiannya, tipologi
Goffee and Jones diukur lewat kuesioner yang terdiri atas 23 pertanyaan.
Fragmented adalah tipe
budaya organisasi yang rendah baik dimensi Sosiabilitas maupun Solidaritasnya.
Mercenary adalah tipe
budaya organisasi dengan Solidaritas tinggi, sementara Sosiabilitas rendah.
Comunal adalah tipe budaya organisasi dengan
Sosiabilitas tinggi, sementara Solidaritas rendah. Akhirnya,