4/29/2017

Budaya Organisasi (Organizational Behavior) Colquitt-LePine-Wesson

BUDAYA ORGANISASI

Poin ini merupakan bagian terpenting, kami ingin memberikan defenisi sederhana yang penting pada topik ini. Dimana, pada kasus ini penting untuk anda pahami terutama bagi anda yang sedang mempelajarinya. Faktanya, penelitian mengenai budaya organisasi sudah menghasilkan kurang lebih 50 defenisi berbeda!
Defenisi budaya telah melahirkan berbagai maca defenisim dari berbagai disiplin ilmu misalnya ilmu sosiologi, ilmu antropologi dan ilmu psikologi. Pada bagian ini kami mendefenisikan Budaya organisasi merupakan pengetahuan sosial organisasi yang berkaitan dengan aturan-aturan, norma-norma, dan nilai-nilai yang mengukur sikap dan perilaku para pegawai.
Dari definisi yang diuraikan diatas maka terdapat 3 poin utama yang dapat ditarik. Pertama, budaya adalah pengetahuan sosial yang diketahui oleh seluruh anggota dalam sebuah organisasi. Biasanya karyawan mengetahui dan belajar mengenai aspek-aspek budaya organisasi dari sesama karyawan yang lain. Cara yang dapat dilakukan karyawan untuk memahami budaya organisasi diantara lain dengan observasi, transfer pengetahuan dengan komunikasi ekplisit, atau metode lainnya. Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah pengetahuan yang dapat dibagikan sehingga karyawan dalam organisasi dapat mempelajari dan memiliki pemahaman mengenai budaya yang ada di organisasinya.
Kedua, budaya organisasi dapat memberitahukan kepada karyawan mengenai aturan, norma-norma serta nilai-nilai yang ada dan dipegang dalam organisasi. Dengan adanya budaya organisasi, karyawan dapat mengerti mengenai target dan fokus dari perusahaan, perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan, pakaian yang layak untuk dipakai saat bekerja, dan lain sebagainya.
Ketiga, budaya organisasi memfokuskan atau menajamkan targetnya kepada sikap dan perilaku dari karyawan dengan membuat suatu sistem yang dapat mengontrol dan mengawasi tindakan tersebut.
Terdapat kemungkinan bahwa nilai dan tujuan individu dapat bertumbuh dan berkembang karena sesuai dengan yang dimiliki dalam organisasi dimana kita bekerja.

MENGAPA SEBAGIAN ORGANISASI MEMPUNYAI PERBEDAAN BUDAYA DENGAN YANG LAIN?
A. Culture Component
1. Observable Artifacts
Adalah suatu bentuk budaya organisasi yang dapat dengan mudah dilihat atau dibicarakan oleh karyawannya. Artifak memberikan informasi kepada karyawan mengenai bagaimana mereka harus bertindak selama hari kerja. Dengan adanya artifak maka budaya organisasi dapat dilihat oleh karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan investor.
Terdapat 6 tipe artifak, yaitu:

Simbol 
Dapat dilihat dalam seluruh organisasi, baik dari logo perusahaan, gambar yang diletakan pada websitenya sampai dengan seragam yang digunakan oleh karyawannya.


Gambar 16-1. Tiga komponen budaya organisasi
Struktur Fisik
Struktur fisik dari perusahaan, seperti ruang kantor juga dapat memberitahukan budaya organisasinya, misalnya; apakah ruang kantornya terbuka, tertutup kaca, ruang kantor karyawan terpisah dengan pihak manajemen, dan lain sebagainya.


Bahasa
Setiap perusahaan memiliki istilah jargon (bahasa yang hanya diketahui oleh sekelompok orang tertentu), bahasa gaul, dan selogan yang dipasang di dinding kantor.

Ritual
Adalah rutinitas yang direncanakan dan dilakukan dalam keseharian atau perminggu di sebuah  organisasi.

Cerita
Cerita berisi legenda, mitos, atau cerita di masa lalu yang dicerikan turun temurun dari generasi karyawan ke generasi karyawan berikutnya.

Upacara
Adalah acara formal yang umumnya ditampilkan di depan para penonton yang terdiri dari karyawan atau anggota organisasi.

2. Nilai yang dianut
Espoused values adalah kepercayaan, filosofi, dan norma yang dinyatakan secara eksplisit oleh perusahaan. Espoused values didapatkan mulai dari dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan
seperti pernyataan visi dan misi perusahaan, sampai kepada laporan lisan untuk karyawan yang dibuat oleh pihak eksekutif atau manajer. Ketika nilai-nilai ini dipegang oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan dijalankan dalam kondisi apapun, maka nilai-nilai ini akan menjadi lebih dipercaya baik oleh karyawannya maupun dari orang luar perusahaan.

3. Basic Underlying Assumptions
Basic underlying assumptions adalah kepercayaan atau filosofi yang sudah tertanam dan mendarah daging, dimana karyawan dapat melakukan suatu tindakan tanpa mempertanyakan mengapa tindakan tersebut harus dilakukan dalam kondisi tertentu. Asumsi ini merupakan bagian yang terdalam dan bagian yang paling diamati dalam budaya. Asumsi ini yang dapat mendikte dan mempengaruhi perilaku karyawan serta asumsi ini pula yang paling bertahan lama dan sulit untuk berubah. Tipologi lainnya diajukan oleh Rob Goffee and Gareth Jones yang membagi tipologi budaya organisasi ke dalam 4 kuadran yaitu : (1) Networked, (2) Fragmented, (3) Mercenary, dan (4) Komunal.
Tipologi Goffee and Jones didasarkan pada 2 konsep yaitu : Solidaritas dan Sosiabilitas.
Solidaritas adalah kecenderungan untuk saling dukung sementara Sosiabilitas adalah kecenderungan untuk berhubungan satu dengan lainnya. Dalam kajiannya, tipologi Goffee and Jones diukur lewat kuesioner yang terdiri atas 23 pertanyaan. 
Fragmented adalah tipe budaya organisasi yang rendah baik dimensi Sosiabilitas maupun Solidaritasnya.
Mercenary adalah tipe budaya organisasi dengan Solidaritas tinggi, sementara Sosiabilitas rendah.
Comunal adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas tinggi, sementara Solidaritas rendah. Akhirnya,

Networked adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas dan Solidaritas tinggi. 

Gambaran Budaya Organisasi Secara Ringkas menurut Colquitt :


Pengalaman ganti keyboard Acer Aspire 4732Z

Acer Aspire 4732z merupakan laptop pertama saya, yang saya beli pada pertengahan 2011, sebenarnya laptop ini sangat tangguh, setidaknya samp...